Selasa, 05 Januari 2010

USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus).

Perkembangan dunia usaha saat ini mengalami kemajuan cukup pesat, namun tingkat persaingan cukup ketat, disamping itu banyak bermunculan berbagai macam jenis industri baru, yang mempunyai satu tujuan yang sama yaitu keinginan untuk bisa menghasilkan produk yang bermutu dan dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan atau konsumen serta memperoleh keuntungan yang besar.

Sebagai proses produksi yang komersial, maka pemasaran pertanian merupakan syarat mutlak yang diperlukan dalam pembangunan pertanian. Pemasaran pertanian dapat menciptakan nilai tambah melalui guna tempat, guna bentuk dan guna waktu. Dengan demikian pemasaran pertanian dianggap memberikan nilai tambah yang dapat dianggap sebagai kegiatan produktif.

Budidaya jamur tiram putih.

Keunggulan jamur tiram cukup banyak, selain harga yang relatif mahal, tingkat
keuntungan yang dihasilkan relatif tinggi, umur singkat, tanaman ini juga sangat laku di pasaran.
Selain itu, keunggulan lainnya adalah, tidak memerlukan tempat yang luas, cara budidaya yang mudah dan dapat dilakukan sepanjang tahun,jamur tiram juga cukup toleran terhadap lingkungan dan dapat dijadikan sebagai pekerjaan pokok maupun pekerjaan sampingan.

Jamur tiram bila kita budidayakan akan mendapat manfaat berganda. Selain rasanya lezat mengandung gizi yang cukup besar manfaatnya bagi kesehatan manusia sehingga jamur tiram dapat dianjurkan sebagai bahan makanan bergizi tinggi dalam menu sehari- hari. Berdasarkan penelitian bebarapa zat yang terkandung dalam jamur tiram atau Oyster mushroom adalah protein 5,94 %; karbohidrat 50,59 %; serat 1,56 %; lemak 0,17 % dan abu 1,14 %. Selain kandungan ini, Setiap 100 gr jamur tiram segar ternyata juga mengandung 45,65 kalori; 8,9 mg kalsium: 1,9 mg besi; 17,0 mg fosfor. 0,15 mg Vitamin B1; 0,75 mg vitamin B2 dan 12,40 ing vitamin C. Dari hasil penelitian kedokteran secara klinis, para ilmuwan mengemukakan bahwa kandungan senyawa kimia khas jamur tiram berkhasiat mengobati berbagai penyakit manusia seperti tekanan darah tinggi, diabetes, kelebihan kolesterol, anemia, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan polio dan influenza serta kekurangan gizi.

Pasar jamur tiram putih sangat potensial, dengan rasanya yang enak, selain untuk konsumsi dalam negeri, produk ini juga menembus pasar ekspor, kebutuhan jamur tiram dalam bentuk kering maupun yang telah dikalengkan untuk beberapa negara seperti Singapura, Taiwan, Jepang, Hongkong cukup tinggi, jangankan memenuhi pasokan tersebut, kebutuhan jamur dalam negeri saja, petani sulit memenuhi permintaannya.

Secara sosial budaya, jamur tiram, merupakan bahan pangan bergizi, berkhasiat obat yang lebih murah dibandingkan obat modern. Secara ekonomis merupakan komoditas yang tinggi harganya dan dapat meningkatkan pendapatan petani serta dapat dijadikan makanan olahan untuk konsumsi dalam upaya peningkatan gizi masyarakat.

Diversifikasi produk jamur tiram cukup banyak dapat bentuk segar, kering, kaleng, serta diolah menjadi keripik, pepes, tumis, dan nugget.Rantai budidaya jamur tiram dimulai dari; serbuk gergaji, pengayakan, pencampuran, sterilisasi, inokulasi, inkubasi, spawn running, growing, dan pemanenan.

Berikut saya uraikan asumsi kebutuhan modal yang di perlukan untuk pembiayaan budidaya jamur tiram.


Asumsi Modal Usaha Budidaya Jamur Tiram Putih.

A. Biaya Produksi
1. Lahan:
-Pembuatan bangunan @ Rp. 50.000,-/m2
seluas 40 m2 Rp. 2.000.000,-
2. Bibit: 500 log @ Rp. 3.000,- Rp. 1.500.000,-
3. Pupuk dan kapur
-TSP: 25 kg @ Rp. 5.000,- Rp. 125.000,-
-Kapur: 180 kg @ Rp. 400,- Rp. 72.000,-
4. Bahan media tanam
-Serbuk gergaji: 6 ton @ Rp. 60.000,- Rp. 360.000,-
-Dedak: 600 kg @ Rp. 600,- Rp. 360.000,-
-Kantung plastik: 50 kg @ Rp. 7.500,- Rp. 375.000,-
-Karet gelang: 5 kg @ Rp. 10.000,- Rp. 50.000,-
-Alkohol 95%: 1.5 liter @ Rp. 10.000,- Rp. 15.000,-
-Kapuk: 5 kg @ Rp. 6.000,- Rp. 30.000,-
5. Alat
· Sterilizer
-Drum 4 buah @ Rp. 60.000,- Rp. 240.000,-
· Pendukung
-Sprayer 14 liter: 1 buah Rp. 230.000,-
-Ember: 2 buah @ Rp. 7.500,- Rp. 15.000,-
-Timbangan: 50 kg Rp. 250.000,-
-Sekop: 2 buah Rp. 20.000,-
-Cangkul: 2 buah Rp. 20.000,-
6. Tenaga kerja:
-Tenaga kerja ( perawatan & panen ) Rp. 3.000.000,-
Jumlah biaya produksi Rp. 8.662.000,-

B. Pendapatan 1 periode tanam (6 bulan) :
- Kapasistas 5.000 baglog, prosentase tumbuh 90% (4.500 log)
tiap baglog panen 500gr, harga jual Rp. 7.250,-/ kg
- Total penerimaan
4.500 x 500 = 2.250 kg x Rp. 7.250,- Rp. 16.312.500,-
- Keuntungan Rp. 7.650.500,-
- Keuntungan rata rata per bulan Rp. 1.275.000,-

C. Parameter kelayakan usaha
- Benefit of Cost Ratio (B/C rasio) = 1,883
- Return of investment (ROI) = 0,883

Dari hasil analisa diatas diperolah revenue atau penerimaan lebih besar dari investasi yang ditanamkan. Sehingga usaha tersebut layak untuk diusahakan, hal ini terjadi karena dalam usaha budidaya jamur tersebut menghasilkan biaya penerimaan yang lebih besar dari biaya produksinya sehigga mendapatkan keuntungan hasil sebesar Rp.7.258.000,- per satu kali musim tanam dengan rata rata keuntungan perbulan Rp.1.210.000,- dengan asumsi harga jual untuk jamur tiram putih di pasaran saat ini mencapai Rp.7.000,00/ kg.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa usaha budidaya jamur tiram putih ini memang layak di usahakan, bisa dilihat dari nilai ekonomisnya yang tinggi dan waktu budidaya yang relative singkat, usaha ini juga dapat menyerap tenaga kerja dan juga dapat memberikan tambahan penghasilan kepada pemilik pabrik pengolahan kayu karena limbah serbuk gergaji mereka di pakai untuk media tanam,dari sini bisa di lihat bahwa roda perekonomian berjalan dengan baik, dan peningkatan kesejahtraan dapat terwujud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar